“Ketika Anda memasukui ruang ujian,
sebutlah Asma Allah, baca semua soal dengan tenang dan teliti, jangan
terburu-buru, kemudian mulailah dengan soal yang paling mudah agar Anda
tidak grogi dan kehilangan banyak waktu!” Demikian nasihat yang sering
kita dengar dari orang tua, guru, bahkan para pengawas ujian.
Saran di atas ditujukan itu tidak lain
agar kita tidak takut menghadapi ujian sehingga kita tidak terpengaruh
oleh suasana tegang yang mengakibatkan tersia-sianya waktu.
Kondisi seperti inilah yang kita hadapi
sekarang ini di dunia. Dunia ini tidak lain adalah panggung ujian yang
di dalamnya orang-orang mukmin diuji di antara orang-orang kafir, untuk
melihat mana yang jujur dan mana yang bohong, siapa yang setia dan siapa
yang khianat. Benar nasihat tersebut berlaku untuk ujian remeh yang
sering kita laksanakan di sekolahan, tetapi bagaimanakah nasihat itu
dapat bekerja efektif apabila dihadapkan ujian dunia yang maha berat dan
besar ini?
Sebenarnya, ketika Anda berpikir apa
yang bisa Anda lakukan dalam menghadapi ujian dunia ini, maka Anda dapat
menempuh banyak cara dan upaya. Hanya saja, kunci dari semua nasihat
yang mereka berikan itu bertumpu pada satu kata, “optimis”.
Benar..., optimislah!”
Benar..., optimislah!”
Hal apa lagi yang membuat hidup kita
tidak berjalan normal, melainkan ia disebabkan oleh kehilangan harapan,
lemahnya tekad, pesimis dan frustasi yang terus menghantui?
Apa lagi yang membuat hidup kita menjadi
bergairah apabila kita optimis, terus berharap, melalaikan duka-lara,
gembira, dan semangat dalam menghadapi segala kehidupan dan
tantangannya? Mari kita ubah segala kondisi negatif yang melingkupi kita
menjadi peluang. Tinggalkan rasa jenuh dan bosan dengan usaha pantang
menyerah demi suatu perubahan!
Apakah semua ini dapat Anda gapai tanpa bersenjatakan optimis?
Bagaimana mungkin Anda dapat berharap
bahwa besok lebih baik, sementara Anda tidak optimis dan menerima
kondisi Anda sekarang ini?
Bagaimana mungkin Anda bisa tersenyum
optimis di hadapan segala kesulitan apabila Anda tidak yakin bahwa
setelah segala kesusahan ini akan datang kelapangan dan kemudahan?
Mengapa Anda harus optimis. Agar Anda
lulus menghadapi ujian dunia ini, agar semua aktiitas Anda sekarang ini
menghantarkan Anda lulus dalam menghadapai ujian, agar setiap langkah
yang Anda tempuh akan menghantakan pada gerbang kesuksesan, dan agar
semuanya tampak ringan dan benar-benar ringan ketika Anda menjalaninya.
Anda akan memerlukan sikap optimis untuk menjadi manusia...
Untuk membangkitkan Anda dari kelesuan yang Anda derita
Untuk memberanikan diri Anda menggapai hal-hal yang mustahil
Untuk terus membakar semangat Anda agar selalu bergelora penuh harapan
Untuk terus memberikan Anda keyakinan bahwa esok lebih baik
Untuk membangkitkan Anda dari kelesuan yang Anda derita
Untuk memberanikan diri Anda menggapai hal-hal yang mustahil
Untuk terus membakar semangat Anda agar selalu bergelora penuh harapan
Untuk terus memberikan Anda keyakinan bahwa esok lebih baik
Sobat, Andalah yang akan mendapatkan
teman setia dengan optimisme Anda. Merekalah yang akan berjuang bersama
Anda untuk meraih cita-cita dan menghadapi tantangan hidup.
Merekalah yang akan menetapkan kaki Anda dan meyakinkan tekad Anda agar
tetap konsekuen dengan cita-cita. Agar ujian ini rampung dengan
kelulusan yang memuaskan dan mendapatkan keberuntungan di sisi Allah
swt.
sekian semoga bermanfaat ;)
0 komentar:
Posting Komentar